Real or Fake
Halo, semua! Gimana kabarnya? Semoga selalu baik ya. Nah, kali ini saya mau membahas topik yang cukup sering kita temukan akhir-akhir ini. Topik tersebut adalah, berita hoaks. Sering banget ngga sih rasanya kita mendengar tentang berita hoaks. Berita hoaks saat ini banyak beredar di masyarakat dan media sosial. Sebenarnya, berita hoaks itu apa, sih?
Hoaks yaitu informasi yang dibuat-buat atau direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya. Dengan kata lain, hoaks diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang seolah-olah meyakinkan akan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya.
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks diartikan sebagai berita yang bohong. Hoaks umumnya bertujuan untuk membuat opini, menggiring opini, membentuk opini, hingga untuk bersenang-senang dengan menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna media sosial.
Sekarang, karena sudah tahu hoaks itu apa, mari kita lanjut ke ciri-ciri hoaks!
Ciri-ciri Berita Hoax Menurut Dewan Pers
- Informasi tersebar menyebbakan kebencian antarkalangan hingga menimbulkan permusuhan dan kecemasan pada masyarakat.
- Sumber informasi tidak jelas atau tidak ada yang tahu siapa penulisnya alias anonim, cenderung memojokkan pihak tertentu.
- Adanya informasi disampaikan secara fanatik akan suatu ideologi, kata-kata menimbulkan provokatif, dan tidakada informasi maupun fakta yang aktual.
- Biasanya, oenulisan berantakn, seperti ada hurup kapital,huruf bold, banyaknya anda seru, serta sumber tidak jelas atau terpercaya.
Nah, ternyata hoaks juga mmepunyai banyak jenis, loh. Yuk, kita bahas jenis-jenis beita hoaks!
Jenis-jenis Berita Hoaks
1.) Satire atau parodi
> Satire atau parodi adalah sebuah konten yang memang sengaja dibuat seseorang. Konten-konten jenis ini banyak digunakan untuk menyindir pihak tertentu. Selain itu, konen-konten jenis satire ini juga dibuat sebagai suatu bentuk kritik. Kritik yang disampaikan bisa dalam hubugan personal, kelompok dalam kelompok, maupun untuk mengkritik isu yang banyak terjadi di tengah masyarakat.
Meski belum sepenuhnya dapat dikatakan konten yang berbahaya dan biasanya tidak berpotensi memiliki unsur kejahatan, tetap saja, konten-konten seperti ini masih banyak yang mengecoh masyarakat. Hal yang mengkhawatirkan adalah, jika isi konten yang disampaikan merupakan hal-hal yang belum jelas kebenarannya.Masyarakat yang menonton secara langsung bisa saja percaya. Ini juga akan mejadi berita hoaks.
2.) Misleading Content (konten menyesatkan)
> Misleading content atau konten menyesatkan juga kerap dibuat sevara sengaja. Konten-konten jeni dibuat untuk menjelek-jelekkan seseorang atau sesuatu. Konten-konten jenis ini dibuat untuk menggiring opini masyarakat serta hal-hal yang diangkat dalam konten dapat menyangkut satu orang maupun banyak orang.
Misleading content atau konten menyesatkan dibuat dengan memanfaatkakn informasi asli. Informasi-informasi itu bisa saja berupa pernyataan resmi, gambar atau foto, statistic, dan lain-lain. Informasu tersebut akn diedit sedemikian rupa, sehingga informasi dengen konten yang akan dibuat tidka meimiliki hubungan.
3.) Imposter Content (konten tiruan)
Informasi yang ada di konten-konten jenis ini biasanya diambil dari informasi yang benar. Cotohnya seperti mengutip pernyataan tokoh yang terkenal atau berpengaruh. Konten jenis ini tidak hanya dibuat untuk pribadi. Banyak konten-konten jenis ini yang dibuta untuk mempromosikan sesuatu.
Konten ini dibuat untuk menipu. Melalui konten serupa dengan aslinya, para penipu akan membuat konten yang mirip. Contohnya seperti layanan suatu aplikasi. Banyak orang yang mengatasnamakan sebuah aplikasi untuk menipu. Mengikuti format penulisan hingga sapaan.
4) Fabricated Content (konten palsu)
Jenis hoaks selanjutnya yaitu Fabricated content atau konten palsu. Konten hoaks yang satu ini adalah jenis konten yang sangat berbahaya. Konten ini dibuat untuk menipu orang-orang. Banyak juga yang dirugikan karena adanya konten palsu seperti ini.
Informasi-informasi yang ada juga tidak bisa dipertanggung jawabkan. Fakta yang ada dalam informasi itu tidak benar. Contoh yang sering terjadi dalam jenis konten ini adalah informasi lowongan kerja. Mengatasnamakan suatu perusahaan atau lembaga, informasi lowongan kerja dibuat sampai mirip dengan aslinya.
5.) False Connection (koneksi yang salah)
False connection atau salah koneksi, konten jenis ini juga banyak ditemukan di media sosial. Contoh yang sering ditemukan adalah perbedaan antara isi konten, judul konten, hingga gambar konten. Konten-konten ini sengaja dibuat untuk mendapatkan sebuah keuntungan.
6.) Flase Context (konteks keliru)
False context adalah konten yang keliru. Dikatakan keliru karena memuat informasi yang tidak benar. Contoh konten-konten seperti ini berisi sebuah pernyataan, video atau foto yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Kemudian kejadian itu ditulis ulang dan tidak disesuaikan dengan fakta sebenarnya.
7.) Manipulated Content
Konten manipulasi adalah sebuah konten yang sudah diedit. Konten-konten tersebut akan diedit sehingga tidak sesuai dengan konten aslinya. Konten-konten jenis ini dibuat untuk mengecoh para masyarakat yang membacanya. Kejadian seperti ini banyak dialami oleh media-media besar. Konten yang mereka buat akan diedit atau disunting oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Cukup menyeramkan ya, hoaks itu. Maka dari itu inilah cara-cara menghindari hoaks.
Cara-cara Menghindari Hoaks
- Cermati baik-baik judul berita tersebut.
- Hati-hati jika menagndung unsur provokasi.
- Lihat darimana sumber berita.
- Periksalah fakta informasi dalam berita tersebut.
- Periksalah kembali foto atau video.
-Berpikir secara kritis.
-Jangan langsung membagikan.
- Ikut bergabung dalam diskusi anti hoaks.
Gimana, nih? Ternyata hal-hal yang kita baca, tonton, dengar, atau lihat belum tentu semuanya benar, ya. Nah, mulai sekarang mari kita lebih berhati-hati ketika menerima sebuah informasi. Pastikan terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut sebelum membagikannya. Okay, see you on the next one!